All about ME , My LiFe n My ThOuGt

Tuesday, June 07, 2005

Sekarangkah waktu yang terbaik untuk memulai?

Setelah beberapa bulan terakhir ini pasar reksadana indo terguncang oleh gelombang ‘tsunami” redemption dan rontoknya harga NAB (net aset bersih), cahaya terang rebound mulai nampak samar-samar menerangi kelamnya instrumen investasi ini. Karena itu ada sebuah pertanyaan, apakah ini saat yang tepat buat kita yang belum pernah mengenal jenis investasi ini untuk memulai untuk mengenalnya?

Sebenarnya sulit untuk dikatakan waktu yang tepat atau tidak tepat, karena kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada esok hari. Mungkin saja saat ini bursa obligasi maupun saham sedang menapakkan kaki menanjak, namun tiba-tiba besok bursa kembali terjungkal, karena pada dasarnya, pasar selalu bergerak dinamis.

Apabila yang kita sebut sebagai waktu yang tepat adalah waktu masuk sehingga kita tidak akan pernah merugi (NAB lebih rendah daripada saat kita masuk), maka sampai kapanpun kita tidak akan pernah mendapatkan waktu yang tepat.
Satu hal yang penting diketahui adalah, dengan memasuki pasar reksadana, berarti kita belajar untuk berinvestasi, bukan lagi belajar untuk menabung, sehingga rentang waktu (time horizon) kita haruslah jangka panjang dan karena kita mengharapkan return yang lebih tinggi, kitapun harus siap dengan tingkat resiko yang relatif lebih tinggi pula. (ini lebih diarahkan pada tipe reksadana pendapatan tetap, campuran dan saham karena reksadana pasar uang pada dasarnya diinvestasikan pada instrumen yang tingkat resikonya cukup rendah sehingga returnnya pun hanya sedikit diatas SBI)

Kalau begitu, apakah ada cara mudah untuk berinvestasi dalam keadaan yang berfluktuasi demikian? Ya tentu saja ada. Kita dapat menggunakan cara dollar cost averaging, dimana kita membeli unit penyertaan dalam periode tertentu (misal : setiap bulan) dalam jumlah rupiah tertentu (misal: 1 juta) sehingga karena NAB selalu berubah kita akan membeli jumlah unit penyertaan yang berbeda. Saat NAB sedang tinggi kita akan membeli lebih sedikit unit penyertaan dan saat NAB sedang rendah, kita akan membeli lebih banyak unit penyertaan. Sehingga secara rata2 kita membeli unit penyertaan tidak pada NAB tertinggi maupun terendah.
Dengan cara ini, kita tidak perlu menjadi seorang peramal untuk mendapat harga NAB yang cukup optimal.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home