All about ME , My LiFe n My ThOuGt

Friday, June 16, 2006

Maseh nglanjutin cerita reksadana

3. Reksadana Campuran (Balanced Fund)
Reksadana jenis ini mengalokasikan asset kelolaannya di obligasi, saham dan sbi (surat berharga Bank Indonesia) Tingkat resikonya gimana? Ya otomatis lebih tinggi dari reksadana pendapatan tetap, lha wong porsi saham ini yang bikin volatilitasnya relative lebih lebar.

4. Reksadana Saham (Equity Fund)
Nah ini dia reksadana paling agresif (untuk saat ini). Di reksadana ini paling dominan alokasi di saham dan sebagian kecil ada yang dibagi-bagi ke pasar uang dan obligasi. Ada reksadana tertentu yang spesifik main di sektor tertentu, ada yang ke saham berkapitalisasi kecil ada yang masuk di saham kapitalisasi besar saja, dll. Semua ini biasanya dirangkum di apa yang disebut prospektus. Disitu kita bisa tau arah kebijakan dari si manajer investasi. Dari kebijakan ini juga kita bisa ukur tinggi rendahnya resiko yang kita bakal terima, dan otomatis potensi return yang kita bisa dapatkan.

Setelah terjadinya heboh redemption reksadana besar-besaran tahun lalu, mulai bermunculan reksadana terproteksi, ada yang murni baru dibentuk ada juga yang disebut “ sekoci penyelamat ” karena reksadana mereka sebelumnya rontok diterjang investor yang kalang kabut redeem plus harga obligasi yang waktu itu anjlok sehingga berefek pada NAB nya yang minus cukup dalam sehingga para investor ngamuk-ngamuk seperti banteng terluka. Nah akhirnya mereka berinisiatif, kalau investor bisa sabar, dijamin dalam waktu tertentu modal awal pasti kembali. Ini cerita tentang si sekoci penyelamat.

Tapi, ada juga lho reksadana terproteksi yang memang murni dikeluarkan oleh manajer investasi tertentu. Alokasinya bermacam-macam ada yang bermain di obligasi 3 bulanan, 1 bulanan atau saham disertai pemilihan saham global, dll. Jangka waktunya juga berbeda-beda, aturan main pun tergantung produknya. Nah jenis reksadana ini bisa disebut reksadana tertutup karena masuk bersama-sama keluar juga diharapkan bersama-sama. Tapi tidak menutup untuk beberapa feature produk tertentu keluar tidak harus bersama-sama tapi hanya bisa pada jadwal waktu yang telah ditentukan oleh Manajer Investasi bersangkutan.

Wednesday, June 14, 2006

Fixed Income Fund - cont

2. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)
Nah kalo yang ini hampir mirip sama RDPU tapi cukup banyak diisi dengan obligasi jangka panjang (masih jauh waktu jatuh temponya).Alokasinya ga jauh-jauh dari obligasi korporat, obligasi rekap dan obligasi pemerintah. Otomatis kalo jatuh temponya masih jauh, maka resikonya lebih besar dari yang jangka pendek. Kenapa? Karena ketika jatuh tempo, maka harga obligasi itu balik ke 100% nilainya, sedangkan dalam perjalanan harga obligasi itu bisa dijual lebih mahal atau lebih murah dari nilai 100%nya itu (par). So kalo pas harga obligasi naek, kita bisa untung tapi giliran turun ya kita harus terima nilai investasi kita turun juga. Nah kapan sih harga obligasi bisa lebih tinggi dari par ato kapan lebih rendah? Ok, inget ga taun 2005 kemaren suku bunga kita naek2, nah seiiring dengan itu, harga obligasi pada jeblok. Kenapa? Ya sekarang kalo suku bunga deposito sudah naek, selisih dengan yield (hasil) dari obligasi ga terlalu besar sedangkan resiko dari obligasi kan relative lebih besar dari deposito, so ya logically para investor hengkang dari pasar obligasi, dijual-jualin lah barang dia, so apa yang terjadi? Hukum pasar yang bernubuat kan? Supply banyak, permintaan sedikit, ya harganya anjlok. Ga hanya suku bunga tentunya, kondisi ekonomi politik Negara kita dan Negara tetangga juga bisa berefek baik langsung ato ga langsung, makanya kalo kita liat NAB (nilai aktiva bersih) dari reksadana jenis ini berfluktuasi harian, kenapa? Karena perdagangannya pun dilakukan harian.

Friday, June 09, 2006

Lirik-lirik reksadana yuk

Mumpung pasar saham lagi kena gempa juga sampe anjlok ke 1240 an kita mulai ngulik-ngulik reksadana, kali-kali pas pasar udah membaik n ada dana nganggur boleh de kita mulai terjun belajar jadi investor kecil-kecilan.
Jenis reksadana di Indonesia yang paling banyak saat ini adalah reksadana terbuka (bisa dimilikin oleh siapapun) mulai diperkenalkan tuh sebenernya udah di sekitar tahun 1995/96 gitu, tapi mulai boom nya justru di sekitar tahun 2002 an dan mulai di tahun-tahun itu ada banyak jalan-jalan terjal yang dihadapin sama industri ini.Di Indonesia sekarang udah ada 4 jenis reksadana open ended (kapan mau masuk dan kapan mau keluar tidak di larang walaupun ada beberapa reksadana yang dikenakan biaya pembelian maupun penjualan kembali) antara lain :

1. Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund)
Keranjang reksadana ini diisi dengan obligasi jangka pendek (sudah dekat dengan jatuh temponya). Bisa diisi dengan obligasi Negara maupun korporasi. Obligasi Negara jauh lebih tidak beresiko dibanding obligasi korporasi karena “jaminan” obligasi Negara adalah negaranya sendiri, kalau Negara tidak sanggup bayar hutang secara ekstrim berarti negaranya sudah bangkrut.
Reksadana ini perhitungannya NAB selalu Rp. 1000,- dan return yang kita dapatkan dimasukkan dalam jumlah penyertaan kita.
Contoh : 8 may 2005 masuk 5 juta berarti NAB Rp. 1000,- dan Unit penyertaan sebanyak 5000. 8 may 2006 NAB tetap Rp. 1000,- unit penyertaan berkembang sebanyak 5250 unit berarti dana kita sudah berkembang sebesar Rp. 5.250.000,- dalam setahun.

Pada umumnya, dalam keadaan normal, jenis reksadana ini mirip sekali dengan deposito, hanya saja return lebih tinggi dan bisa dicairkan setiap saat namun pencairannya biasanya membutuhkan waktu 1-3 hari dari hari kita mencairkan tergantung ketetapan manajer investasi yang bersangkutan.